Cari
10 Agu 2010
19 Jul 2010
Surat Edaran
Rabu, 14 Juli 2010
Surat Edaran Menpan No. 5 tahun 2010
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA
Kepada Yth.
- Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat
- Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah
Tempat
SURAT EDARAN
NOMOR 05 TAHUN 2010
TENTANG
PENDATAAN TENAGA HONORER
YANG BEKERJA DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH
1. Bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007, Pemerintah telah melakukan pemrosesan tenaga honorer sejumlah 920.702. Menurut laporan dari berbagai daerah dan pengaduan tenaga honorer yang disampaikan kepada Badan Kepegawaian Negara dan Kementerian PAN & RB serta kepada Anggota DPR-RI khususnya Komisi II, Komisi VIII dan Komisi X, masih terdapat tenaga honorer yang memenuhi syarat Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 jo Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007.
- Diangkat oleh pejabat yang berwenang;
- Bekerja di instansi pemerintah;
- Masa kerja minimal 1 (satu) tahun pada 31 Desember 2005 dan sampai saat ini masih bekerja secara terus menerus;
- Berusia sekurang-kurangnya 19 tahun dan tidak boleh lebih dari 46 tahun per 1 Januari 2006
- Diangkat oleh pejabat yang berwenang;
- Bekerja di instansi pemerintah;
- Masa kerja minimal 1 (satu) tahun pada 31 Desember 2005 dan sampai saat ini masih bekerja secara terus menerus;
- Berusia sekurang-kurangnya 19 tahun dan tidak boleh lebih dari 46 tahun per 1 Januari 2006
- Tenaga honorer kategori I diminta kepada Pejabat Pembina Kepegawaian agar:
- Melakukan pendataan tenaga honorer sebagaimana kriteria di atas berdasarkan formulir yang telah diisi oleh tenaga honorer dan disahkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk dan pejabat yang bertanggung jawab di bidang pengawasan sebagaiman tersebut dalam lampiran
- Perekaman data tenaga honorer harus menggunakan aplikasi yang telah disiapkan oleh BKN. Aplikasi dan formulir pendataan dapat diunduh di www.bkn.go.id atau menghubungi BKN / Kantor Regional BKN di wilayah kerjanya.
- Menyampaikan formulir pendataan tenaga honorer yang telah ditandatangani oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk dan pejabat yang bertanggungjawab di bidang pengawasan, daftar nominatif beserta softcopy (compact disk) data tenaga honorer hasil inventarisasi tersebut telah diterima di Badan Kepegawaian Negara paling lambat tanggal 31 Agustus 2010 sebagai bahan persiapan untuk melakukan verifikasi dan validasi data tenaga honorer oleh tim verifikasi dan validasi nasional yang jadwal pelaksanaan akan disampaikan kemudian oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara.
- Pejabat Pembina Kepegawaian Kabupaten/Kota agar menyampaikan tembusan sebagaimana tersebut pada angka 3 di atas kepada Gubernur
- Tenaga honorer kategori II diminta kepada Pejabat Pembina kepegawaian agar:
- Melakukan inventarisasi data tenaga honorer sebagaimana kriteria di atas berdasarkan formulir sebagaimana tersebut dalam lampiran II.a dan II.b.
- Menyampaikan hasil inventarisasi tersebut kepada Kementerian PAN & RB tembusan BKN paling lambat 31 Desember 2010
- Data Tenaga Honorer yang memenuhi persyaratan sebagaimana kategori I yang disampaikan kepada Kepala BKN setelah tanggal 30 Juni 2006 sampai dengan tanggal dikeluarkan Surat Edaran ini dinyatakan tidak berlaku dan agar diusulkan kembali dengan formulir sebagaimana dimaksud pada lampiran I.
- Pelaksanaan pendataan (proses dan hasil) harus dilakukan secara transparan, tidak dipungut biaya, cermat, akurat, tepat dan diumumkan melalui media selama 14 (empat belas hari) kepada publik sehingga tidak menimbulkan permasalahan data tenaga honorer dikemudian hari.
- Pejabat yang menandatangani formulir akan dikenai sanksi administrasi maupun pidana, apabila dikemudian hari ternyata data tenaga honorer yang disampaikan tersebut tidak benar dan tidak sah.
- Biaya pelaksanaan pendataan tenaga honorer dibebankan pada APBN/APBD di masing-masing instansi pemerintah yang bersangkutan
- Apabila sampai tanggal 31 Agustus 2010 formulir pendataan tenaga honorer, daftar nomonatif beserta softcopy (compact disk) dan formulir data belum diterima oleh BKN, maka instansi tersebut dinyatakan tidak memiliki tenaga honorer dan tidak dapat mengusulkan tenaga honorer kembali.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 28 Juni 2010
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi,
E. E. Mangindaan
Tembusan :
- Presiden Republik Indonesia
- Wakil Presiden Republik Indonesia
17 Jul 2010
16 Jul 2010
trinityclick.com
14 Jul 2010
Joging dan Jalan cepat
Pilihan Latihan Sesuai Kondisi Fisik
OLAHRAGA jalan ataupun lari menjadi sangat populer di kalangan masyarakat. Sebab, jalan dan lari dianggap sebagai olahraga yang paling murah dan tidak memerlukan peralatan khusus. Kalau begitu, antara jalan cepat dan joging, mana yang lebih efektif untuk menjaga kebugaran? ''Bergantung usia, berat badan, dan kondisi fisik seseorang,'' kata dr Nuniek Nugraheni S. SpKFR.
Bila fokus utamanya pembakaran lemak, lanjut spesialis kedokteran fisik rehabilitasi dari RSUD dr Soetomo itu, perlu melakukan joging. Nah, kelompok orang obesitas yang ingin menurunkan berat badan disarankan joging rutin tiap hari selama 30 menit. ''Yang usianya sudah lansia disarankan menjalani olahraga low impact. Di antaranya, jalan cepat,'' jelasnya.
Ada sedikit perbedaan antara jalan cepat dan joging. Kecepatan jalan cepat lebih rendah daripada joging. Itulah alasan jalan cepat cocok untuk segala usia. Dikatakan, kecepatan sekitar 4,5 km/jam sudah cukup untuk membakar kalori tubuh.
Nuniek mengungkapkan, olahraga menjadi faktor penting agar lansia hidup sehat. Di antaranya, mengendalikan tekanan darah dan penyakit kronis yang dialami, memperbaiki kemampuan tulang, dan otot. Juga, memacu fungsi kognitifnya. ''Dengan olahraga, seseorang lebih bugar sehingga sirkulasi dan perfusi oksigen ke otak diperkuat. Juga, disuse athropy yang sering dialami lansia bisa ditekan,'' jelasnya. Disuse athropy maksudnya, otot mengecil karena jarang digunakan dalam beraktivitas.
''Ada lansia yang kerap beralasan takut jatuh atau terlalu lelah untuk olahraga. Ini alasan yang salah,'' ungkap Nuniek. Kelemahan fisik seseorang akan memengaruhi mobilitas, menghambat kegiatan waktu luang, bahkan menurunkan kualitas hidupnya. Dampaknya, penyakit berdatangan menyerang tubuh.
Begitu pula orang yang ingin menurunkan berat badan. Nuniek mengatakan, olahraga yang fokus pada otot anggota gerak bawah memacu otot jantung untuk memompa aliran darah secara efektif dan efisien. Dampaknya, kemampuan otot jantung untuk memompa aliran darah ke seluruh tubuh meningkat. Pembakaran lemak lebih efektif, bahkan hingga lemak bawah kulit. ''Diawali pemanasan, zona latihan, dan pendinginan,'' paparnya. (ai/c7/nda) by jawapos
12 Jul 2010
Tenaga medis asing
Tenaga Medis Asing Bakal Wajib Berbahasa Indonesia
JAKARTA - Menjamurnya warga negara asing yang bekerja sebagai tenaga medis di Indonesia tidak menjamin peningkatan pelayanan kesehatan secara maksimal. Kemenkes berencana menentukan standar dan kualitas tenaga medis asing yang bekerja di Indonesia. Termasuk kewajiban berbahasa Indonesia.
''Benar. Kalau ke luar negeri, tenaga medis kita pasti diwajibkan untuk memenuhi standar tertentu,'' ucap Direktur Bina Pelayanan Medik Kemenkes Supriyantoro kemarin (11/7).
Dia mengatakan, standar tersebut sangat diperlukan. Sebab, pertengahan Agustus mendatang akan ada RS internasional yang siap melayani pasien. Standar utama yang akan diberlakukan adalah kemampuan berkomunikasi.
Menurut dia, komunikasi antara pasien dan tenaga medis harus maksimal. ''Pada umumnya, masyarakat kita sangat sulit mengeluhkan kesehatan penyakitnya dalam bahasa Inggris,'' tuturnya.
Hal itu membutuhkan perhatian khusus. Selama ini Indonesia belum memberlakukan ketentuan bahasa (Indonesia) kepada tenaga medis asing yang bekerja di Indonesia. ''Padahal, tenaga medis kita yang bekerja di luar negeri kadang diwajibkan berbahasa negara tujuan, selain bahasa Inggris,'' paparnya.
Karena butuh tenaga medis profesional, kata dia, tenaga asing pun belum dilarang praktik di RS. Mereka seharusnya bukan mengobati pasien secara langsung, tapi memberikan pelatihan layanan secara profesional kepada tenaga medis lokal.
Di sisi lain, lanjut dia, tenaga medis lokal di RS internasional diwajibkan untuk memenuhi kriteria standar nasional. Misalnya, perawat, dokter, apoteker, dan pengelola RS harus lulusan institusi dalam ranking ke-300 dunia. Tenaga medis dan pengelola RS juga wajib berkomunikasi dengan bahasa internasional. Itu dibuktikan sertifikat TOEFL dengan nilai minimal 550. (nuq/c4/dwi) by jawapos.
11 Jul 2010
Jerman butuh perawat
Terkait dengan permintaan tersebut, pengelola rumah sakit Jerman (Askeloios) telah bertemu dengan KJRI Hamburg, Dinas Tenaga Kerja Hamburg, Pusat Penyalur Tenaga Kerja Asing (ZAV), serta Kementerian Tenaga Kerja dan Sosial Jerman pada 22 Juni lalu.
Mereka menyadari sedikitnya minat mahasiwa Jerman menekuni bidang perawat. Selain itu, kualitas belajar di sekolah perawatan rendah. Hal itu mendorong Askeloios mencari tenaga perawat dari luar Jerman.
''Pengelola rumah sakit Jerman ingin mengisi kebutuhan itu dengan tenaga kerja asal Indonesia yang memenuhi standar mereka,'' ujar Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh. Jumhur Hidayat kemarin (10/7).
Menurut Jumhur, surat permintaan dari Jerman itu sudah sampai ke BNP2TKI awal Juli lalu. Di dalamnya diinformasikan bahwa mayoritas tenaga kesehatan di Jerman kini berasal dari negara-negara Uni Eropa (UE). Di luar negara-negara UE, hanya Kroasia yang memiliki perjanjian untuk mengirimkan tenaga kesehatannya ke Jerman. ''Ini peluang bagi Indonesia,'' kata dia.
Jumhur menuturkan, pemerintah Jerman memberikan kemudahan bagi perawat Indonesia untuk bekerja di sana. Perawat yang direkrut harus menjalani masa magang di rumah sakit di Jerman selama enam bulan. Kontrak kerja ditentukan lima tahun. ''Setelah waktunya habis, mereka harus kembali ke Indonesia,'' tuturnya.
Yang menjadi kesulitan, kata Jumhur, lazimnya terkait dengan penguasan bahasa Jerman. Selain itu, harus menjalani kursus integrasi dan budaya, serta menunjukkan sertifikat keperawatan yang standarnya disamakan dengan pendidikan di Jerman. ''Soal gaji, perawat Indonesia akan disamakan dengan standar Jerman,'' terangnya.
Saat ini, lanjut dia, masih ada ganjalan terkait dengan peraturan ketenagakerjaan di sana. Terutama soal ketentuan penempatan tenaga kesehatan ke Jerman dengan jalur perjanjian bilateral. Namun, pemerintah memiliki jalan untuk mengatasi itu. Yakni, meniru model kerja sama bilateral antara Kroasia dan Jerman.
Soal peraturan itu, pemerintah Indonesia perlu berkoordinasi dengan Kemenkes dan menjajaki hubungan bilateral penempatan TKI perawat dengan pemerintah Jerman. ''Kroasia bisa meminta perubahan pasal 30 setelah melakukan perjanjian bilateral dengan Jerman. Itu bisa kita tiru,'' jelasnya.
Kerja sama pengiriman perawat, menurut Jumhur, akan membuka peluang kerja sama di sektor pendidikan kesehatan Indonesia-Jerman. Kerja sama itu dapat mendorong peningkatan kualitas lulusan pendidikan kesehatan di Indonesia. (zul/c4/dwi) by jawapos
10 Jul 2010
stres dan terpukul
Setelah Ditetapkan sebagai Tersangka, Stres dan Terpukul
JAKARTA - Persis sehari setelah Luna Maya dan Cut Tary secara terpisah meminta maaf di depan publik pada Kamis (8/7), muncul pernyataan resmi dari Mabes Polri bahwa mereka ditetapkan sebagai tersangka. Dalam permintaan maaf mereka itu memang tidak ada kalimat pengakuan tentang benar atau tidaknya perempuan yang berperan dalam video itu adalah mereka. Tapi, permintaan maaf tersebut sebenarnya bisa diartikan sebagai pengakuan.
''Sebenarnya, kemarin itu Cut Tary ngomong sudah menjadi pengakuan bahwa yang ada di dalam video itu memang dia dan si Ariel,'' kata Hotman Paris Hutapea, kuasa hukum Cut Tary, ketika ditemui dikantornya kemarin sore (9/7).
Apa yang dialami Tary sekarang sangat memengaruhi kehidupannya. Dia yang dikenal sebagai figur publik kini justru menghindari publik. ''Dia nggak berani pergi ke mal karena takut dan malu,'' imbuhnya.
Keadaan Tary sekarang memang sangat kontras jika dibandingkan dengan ketika awal menjalani pemeriksaan. Sekarang istri Johannes Joesoef Subrata tersebut terlihat kuyu dan stres. Hal itu juga dikatakan oleh Hotman. ''Biasanya dia kan terlihat segar dan cantik. Kemarin pas pertama nemui saya, penampilannya berubah. Saya sampai nggak kenal. Kok tidak secantik sebelumnya,'' tuturnya.
Hotman menceritakan, Tary ditetapkan sebagai tersangka sejak 2 Juli. Ketika mendengar itu, bintang sitkom OKB tersebut sangat khawatir dan hampir pingsan. ''Dia tidak menyangka saja akan dijadikan tersangka,'' ucapnya. Ibu satu anak itu khawatir dirinya akan ditahan. Permintaan maaf kepada publik, lanjut Hotman, memang menjadi upaya awal setelah kliennya itu ditetapkan sebagai tersangka.
Setelah diminta menjadi kuasa hukumnya pada 5 Juli, Hotman memang meminta Tary untuk jujur. Dia juga menanyakan apakah pernah Tary mengedarkan. ''Dia jawab, boro-boro mengedarkan. Lihat saja enggak,'' katanya. Setelah meminta maaf, kata Hotman, kondisi Tary sekarang mulai agak tenang. Tary memilih pasrah.
Di sisi lain, Luna Maya merasa terpukul atas ditetapkan dirinya sebagai tersangka. Hal itu diungkapkan Aga Khan, salah seorang kuasa hukum Luna. Jika Hotman menyebut Tary sudah menjadi tersangka sejak 2 Juli, ketika dihubungi via telepon kemarin sore (9/7), Aga menyatakan baru mengetahui status Luna itu beberapa jam sebelumnya.
''Rupanya, telah ditetapkan sebagai tersangka sejak pagi (pagi kemarin, Red),'' ucap pria berdarah Palembang tersebut. Begitu mengetahui kabar itu, Aga langsung menginformasikan kepada Luna via telepon. ''Ya, pasti terpukul lah, tapi mau bagaimana lagi. Ini memang proses yang harus dijalaninya dan Luna akan kooperatif dengan penyidik,'' tambahnya.
Kepastian Luna ditetapkan sebagai tersangka didapat Aga setelah dirinya mendatangi Mabes Polri dan menerima pemberitahuan dari penyidik. Menurut Aga, status Luna berubah setelah gelar perkara yang dilakukan penyidik menunjukkan bahwa kliennya cukup memenuhi unsur pidana.
Sebagai warga negara yang baik, lanjut Aga, Luna siap datang sewaktu-waktu bila dibutuhkan untuk kepentingan penyidikan. Aga juga menyatakan bahwa selain pasal 282 KUHP tentang mempertontokan, menunjukkan hal-hal yang melanggar kesusilaan, Luna dijerat pasal 5 UU 44/2008 tentang Pornografi yang berbunyi, ''menjadikan dirinya sebagai model porno''.
Menghadapi itu, Aga mengatakan, sejumlah langkah hukum bakal dilakukan. Di antaranya, menyiapkan sejumlah saksi ahli pidana. ''Tujuannya memberikan second opinion,'' ucapnya. Menurut Aga, Luna tak seharusnya ditetapkan sebagai tersangka. ''Melanggar kesusilaan masyarakat itu sangat lentur. Klien kami juga tak pernah berniat dengan sengaja menjadi model porno seperti yang dijeratkan,'' tambahnya.
Sehari sebelum ditetapkan sebagai tersangka, Luna mengucapkan permintaan maaf atas ketidaknyamanan pemberitaan tentang dirinya melalui MetroTV. ''Luna meminta maaf karena perkembangan kasus dan pemberitaan sudah jauh melebar ke mana-mana,'' ucap Aga menjelaskan motivasi kliennya.
Di antara ketidaknyamanan yang dimaksud adalah banyak hal atau kasus penting yang kurang terperhatikan karena tersita oleh kontroversi mengenai dirinya. ''Apalagi, kasus ini masih kontroversi. Mau dibawa ke mana bangsa ini bila yang menjadi perhatian adalah masalah seperti ini,'' tambahnya.
Tapi, kok tersenyum sesaat setelah membacakan pernyataan maaf? Aga mengatakan, itu bukan senyum. ''Itu adalah tangisan yang ditahan. Dan Luna menangis dalam hatinya saat itu,'' tegasnya. (jan/eos/c6/ayi). by jawapos
sehati coba kejar faham
Selisih Perolehan Jadi 8.627 suara
LAMONGAN - Pasangan calon bupati-calon wakil bupati (cabup-cawabup) Suhandoyo-Kartika Hidayati (Sehati) memerpendek jarak perolehan suaranya dengan pasangan Fadeli-Amar Saifudin (Faham). Setelah sempat tertinggal 18.524 suara hingga hari ketika rekapitulasi ulang di tingkat PPK hasil Pilkada Lamongan, di hari keempat kemarin (9/7) Sehati mengurangi selisih perolehan menjadi 8.627 suara.
Tambahan suara Sehati sebagian berasal dari Kecamatan Sugio dan Kedungpring. Total hingga kemarin Sehati mendapat 214.026 suara. Sedangkan Faham meraih 222.653 suara.
Dari rekapitulasi ulang di 22 kecamatan yang sudah dilakukan, Faham mendapat tambahan 13.058 suara dibanding pengitungan pertama sebelum keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang hitung ulang. Sedangkan Sehati hanya mendapat tambahan 11.652 suara.
Dengan tambahan suara itu, selisih 8.627 suara dari hitung ulang di 22 kecamatan itu lebih besar dibanding selisih hasil pengitungan pertama sebelum putusan MK yang hanya 7.221 suara. Komposisi suara per kecamatan pada hitung ulang di 22 kecamatan juga tidak berubah dibanding saat pengitungan pertama sebelum putusan MK. Faham tetap menang di 13 kecamatan, sedangkan Sehati menang di sembilan kecamatan.
Untuk pasangan Tsalits Fahami-Subagio Rahmat (Sahabat) tetap di urutan ketiga dengan 72.609 suara dan pasangan Ongky Wijaya-Basir Sutikno (Obama) di urutan terbawah dengan 34.529 suara.
Sementara itu, untuk hitung ulang di tingkat TPS kemarin memasuki hari terakhir. Ada lima kecamatan yang melakukan hitung ulang. Yakni, Kecamatan Turi, Karanggeneng, Laren, Solokuro, dan Tikung.
Kasus kesalahan penempatan surat suara masih terjadi pada hitung ulang di tingkat TPS tersebut. Menurut Ketua Tim Kampanye Sehati, Sa'im, satu bendel surat suara (10 lembar) tidak sah yang seharusnya milik TPS 8, pindah ke TPS 6 Desa Wonokromo, Kecamatan Tikung. ''Kotak suara dan amplop tidak bersegel,'' ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, surat suara tidak sah dan tidak terpakai di TPS 8 pindah ke TPS 7 Desa Dagan, Kecamatan Solokuro. Ketua Panwaskab Pilkada Lamongan Mustakim Khoiron membenarkan adanya surat suara pindah tempat tersebut.
''Untuk yang di Tikung tidak ada masalah karena surat suara yang pindah tersebut tetap dihitung oleh KPPS di TPS 7 dan dibuatkan berita acara. Nanti saat rekapitulasi di PPK akan dipisahkan ke TPS yang sebenarnya berdasarkan berita acara tersebut sehingga tidak ada surat suara yang hilang. Sedangkan untuk kasus di Dagan, Solokuro saya rekomendasikan untuk dihitung lagi malam ini juga (tadi malam, Red) karena surat suara yang pindah tempat tersebut tidak dihitung oleh KPPS di TPS 7 yang ketempatan surat suara tersebut,'' jelasnya. (feb/yan)
8 Jul 2010
http://yuniico.com/
12 Mei 2010
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GASTROENTERITIS
OLEH : miftahul huda
- KONSEP DASAR
- Pengertian
Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal atau cair (Hipocrates)
Diare adalah buang air besar yang tida nomral dan cair, dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (Neonatus > 4 kali dan bayi-anak > 3 kali dalam sehari) (Lab IKA FKUI, 1988).
- Etiologi
Penyebab diare (Lab IKA FKUA, 1984)
- Infeksi
- Infeksi enteral :
- Bakteri : Vibrio, entamoeba coli, salmonella, shigela
- Virus : enterovorus, adenovirus, rotavirus, asatrovirus
- Parasit : cacing, protozoa, jamur
- Infeksi parenteral
Infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan ( ISPA, saluran kemih dan OMA)
2. Malabsorbsi
- Malabsorbsi karbohidrat (intoleransi laktosa)
- Malabsorbsi protein
- Malabsorbsi lemak
- Faktor makanan
4. Faktor psikologis
C. Patofisiologi ( Lab IKA FKUI 1988 dan Lab IKA FKUA 1984)
Faktor penyebab : - Infeksi enteral * Bakteri * Virus * Parasit - Infeksi parenteral | Faktor penyebab : - Faktor malabsorbsi - Faktor makanan - Faktor psikologis |
Fecal-oral
GI Tract
Gangguan Villi Usus
OSMOTIK - Over - feeding - Malabsorbsi KH bahan makanan yang tak berserat | SEKRESI - Infeksi in-teropatogen - Interotropik hormon secreting faktor | OVERGROWTH BACTERI
Usus halus terkontaminasi | ABSORBSI ABNORMAL
Ion aktif klorida abnormal | KERUSAKAN MUKOSA
Inflamatory Bowel DEsease | MOTILITAS INTESTINAL ABNORMAL
- Hipomotility - Hipermotili -ty - Short bowel syndrom |
- Kehilangan berat badan
- 2,5 % tidak ada dehidrasi
- 2,5-5% Dehidrasi ringan
- 5-10 % dehidrasi sedang
- > 10% dehidrasi berat
- Skor Maurice King
Bagian Tubuh | N I L A I | ||
Yang Diperiksa | 0 | 1 | 2 |
Keadaan Umum
Turgor Mata UUB Mulut Denyut Nadi | Sehat
Normal Nomral Normal Normal Kuat < 120 | Gelisah cengeng, apatis, ngantuk Sedikit, kurang Sedikit cekung Sedikit cekung Kering Sedang (120-140) | Mengigau, koma/syok
Sangat kurang Sangat cekung Sangat cekung Kering, sianosis Lemah > 140 |
KETERANGAN :
- Skor :
- 0-2 dehidrasi ringan
- 3-6 dehidrasi sedang
- 7-12 Dehidrasi berat
- Pada anak-anak Ubun Ubun Besar sudah menutup
- Untu k kekenyalan kulit :
- 1 detik : dehidrasi ringan
- 1-2 detik : dehidrasi sedang
- > 2 detik : dehidrasi berat
- PENGKAJIAN
- Identitas
Diare akut lebih sering terjadi pada bayi dari pada anak, frekuensi diare untuk neonatus > 4 kali/hari sedangkan untuk anak > 3 kali/hari dalam sehari. Status ekonomi yang rendah merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya diare pada nak ditinjau dari pola makan, kebersihan dan perawatan. Tingkat pengetahuan perlu dikaji untuk mengetahui tingkat perlaku kesehatan dan komunikasi dalam pengumpulan data melalui wawancara atau interview. Alamat berhubungan dengan epidemiologi (tempat, waktu dan orang) ( Lab. FKUI, 1988).
- Keluhan utama
Keluhan yang membuat klien dibawa ke rumah sakit. Manifestasi klnis berupa BAB yang tidaknomral/cair lebih banyak dari biasanya (LAN IKA, FKUA, 1984)
- Riwayat Penyakit Sekarang
Paliatif, apakah yang menyebabkan gejala diare dan apa yang telah dilakukan. Diare dapat disebabkan oleh karena infeksi, malabsorbsi, faktor makanan dan faktor psikologis.
Kuatitatif, gejala yang dirasakan akibat diare bisanya berak lebih dari 3 kali dalam sehari dengan atau tanpa darah atau lendir, mules, muntak. Kualitas, Bab konsistensi, awitan, badan terasa lemah, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari .
Regonal,perut teras mules, anus terasa basah.
Skala/keparahan, kondisi lemah dapat menurunkan daya tahan tubuh dan aktivitas sehari-hari.
Timing, gejala diare ini dapat terjadi secara mendadak yang terjadi karena infeksi atau faktor lain, lamanya untuk diare akut 3-5 hari, diare berkepanjangan > 7 hari dan Diare kronis > 14 hari (Lab IKA FKUA, 1984)
- Riwayat Penyakit sebelumnya
Infeksi parenteral seperti ISPA, Infeksi Saluran kemih, OMA (Otitis Media Acut) merupakan faktor predisposisi terjadinya diare (Lab IKA FKUA, 1984)
- Riwayat Prenatal, Natal dan Postnatal
- Prenatal
Pengaruh konsumsi jamu-jamuan terutamma pada kehamilan semester pertama, penyakti selama kehamilan yang menyertai seperti TORCH, DM, Hipertiroid yang dapat mempengaruhi pertunbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim.
- Natal
Umur kehamilan, persalinan dengan bantuan alat yangdapat mempengaruhi fungsi dan maturitas organ vital .
- Post Natal
Apgar skor < 6 berhubungan dengan asfiksia, resusitasi atau hiperbilirubinemia. BErat badan dan panjang badan untuk mengikuti pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia sekelompoknya. Pemberian ASI dan PASI terhadap perkembangan daya tahan tubuh alami dan imunisasi buatan yang dapat mengurangi pengaruh infeksi pada tubuh.
F. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan menjadi bahan pertimbangan yang penting karena setiap individu mempunyai ciri-ciri struktur dan fungsi yang berbeda, sehingga pendekatan pengkajian fisik dan tindakan haruys disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan (Robert Priharjo, 1995)
G . Riwayat Kesehatan Keluarga
- Penyakit
Apakah ada anggota keluarga yangmenderita diare atau tetangga yang berhubungan dengan distribusi penularan.
- Lingkungan rumah dan komunitas
Lingkungan yang kotor dan kumuh serta personal hygiene yang kurang mudah terkena kuma penyebab diare.
- Perilaku yang mempengaruhi kesehatan
BAB yang tidak pada tempat (sembarang)/ di sungai dan cara bermain anak yangkurang higienis dapat mempermudah masuknya kuman lewat Fecal-oral.
- Persepsi keluarga
Kondisi lemah dan mencret yang berlebihan perlu suatu keputusan untuk penangan awal atau lanjutan ini bergantung pada tingkat pengetahuan dan penglaman yang dimiliki oleh anggota keluarga (orang tua).
H. Pola Fungsi kesehatan
- Pola Nutrisi
Makanan yang terinfeksi, pengelolaan yang kurang hygiene berpengaruh terjadinya diare, sehingga status gizi dapat berubah ringan samapai jelek dan dapat terjadi hipoglikemia. Kehilangan Berat Badan dapat dimanifestasikan tahap-tahap dehidrasi. Dietik pada anak < 1tahun/> 1tahun dengan Berat badan < 7 kg dapat diberikan ASI/ susu formula dengan rendahlaktosa, umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg dapat diberikan makananpadat atau makanan cair.
- Pola eliminasi
BAB (frekuensi, banyak, warna dan bau) atau tanpa lendir, darah dapat mendukung secara makroskopis terhadap kuman penyebab dan cara penangana lebih lanjut. BAK perlu dikaji untuk output terhadap kehilangan cairan lewat urine.
- Pola istirahat
Pada bayi, anak dengan diare kebutuhan istirahat dapat terganggu karena frekuensi diare yang berlebihan, sehingga menjadi rewel.
- Pola aktivitas
Klien nampak lemah, gelisah sehingga perlu bantuan sekunder untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
I. Pemeriksaan Fisik (Robert Priharjo, 1995).
1. Sistem Neurologi,
Subyektif, klien tidak sadar, kadang-kadang disertai kejang.
Inspeksi, Keadaan umum klien yang diamati mulai pertama kali bertemu dengan klien. Keadaan sakit diamati apakah berat, sedang, ringan atau tidak tampak sakit. Keadaran diamati komposmentis, apatis, samnolen, delirium, stupor dan koma.
Palpasi, adakah parese, anestesia,
Perkusi, refleks fisiologis dan refleks patologis.
- Sistem Penginderaan
Subyektif, klien merasa haus, mata berkunang-kunang,
Inspeksi :
Kepala,
kesemitiras muka, cephal hematoma (-), caput sucedum (-), warna dan distibusi rambut serta kondisi kulit kepala kering, pada neonatus dan bayi ubun-ubun besar tampak cekung.Mata,
Amati mata conjunctiva adakah anemis, sklera adakah icterus. Reflek mata dan pupil terhadap cahaya, isokor, miosis atau midriasis. Pada keadaan diare yang lebih lanjut atau syok hipovolumia reflek pupil (-), mata cowong.Hidung,
pada klien dengan dehidrasi berat dapat menimbulkan asidosis metabolik sehingga kompensasinya adalah alkalosis respiratorik untuk mengeluarkan CO2 dan mengambil O2,nampak adanya pernafasan cuping hidung.Telinga,
adakah infeksi telinga (OMA, OMP) berpengaruh pada kemungkinaninfeksi parenteal yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya diare (Lab. IKA FKUA, 1984)Palpasi,
Kepala, Ubun-ubun besar cekung, kulit kepala kering, sedangkan untuk anak-anak ubun-ubun besar sudah menutup maximal umur 2 tahun. Mata, tekanan bola mata dapat menurun,
Telinga, nyeri tekan, mastoiditis.
- Sistem Integumen
Subyektif, kulit kering
Inspeksi , kulit kering, sekresi sedikit, selaput mokosa kering
Palpasi, tidak berkeringat, turgor kulit (kekenyalan kulit kembali dalam 1 detik = dehidrasi ringan, 1-2 detik = dehidrasi sedang dan > 2 detik = dehidrasi berat (Lab IKA FKUI, 1988).
- Sistem Kardiovaskuler
Subyektif, badan terasa panas tetapi bagian tangan dan kaki terasa dingin
Inspeksi, pucat, tekanan vena jugularis menurun, pulasisi ictus cordis (-), adakah pembesaran jantung, suhu tubuh meningkat.
Palpasi, suhu akral dingin karena perfusi jaringan menurun, heart rate meningkat karena casodilatasi pemuluh darah, tahanan perifer menurun sehingga cardiac output meningkat. Kaji frekuensi, irama dan kekuatan nadi.
Perkusi, normal redup, ukuran dan bentuk jantung secara kasar pada kausus diare akut masih dalam batas normal (batas kiri umumnya tidak lebih dari 4-7 dan 10 cm ke arah kiri dari garis midsternal pada ruang interkostalis ke 4,5 dan 8.
Auskultasi, pada dehidrasiberat dapat terjadi gangguansirkulasi, auskulatasi bunyi jantung S1, S2, murmur atau bunyi tambahan lainnya. Kaji tekanan darah.
- Sistem Pernafasan
Subyektif, sesak atau tidak
Inspeksi, bentuk simetris, ekspansi , retraksi interkostal atau subcostal. Kaji frekuensi, irama dan tingkat kedalaman pernafasan, adakah penumpukan sekresi, stridor pernafas inspirasi atau ekspirasi.
Palpasi, kajik adanya massa, nyeri tekan , kesemitrisan ekspansi, tacti vremitus (-).
Auskultasi, dengan menggunakan stetoskop kaji suara nafas vesikuler, intensitas, nada dan durasi. Adakah ronchi, wheezing untuk mendeteksi adanya penyakit penyerta seperti broncho pnemonia atau infeksi lainnya.
- Sistem Pencernaan
Subyektif, Kelaparan, haus
Inspeksi, BAB, konsistensi (cair, padat, lembek), frekuensilebih dari 3 kali dalam sehari, adakah bau, disertai lendi atau darah. Kontur permukaan kulit menurun, retraksi (-) dankesemitrisan abdomen.
Auskultasi, Bising usus (dengan menggunakan diafragma stetoskope), peristaltik usus meningkat (gurgling) > 5-20 detik dengan durasi 1 detik.
Perkusi, mendengar aanya gas, cairan atau massa (-), hepar dan lien tidak membesar suara tymphani.
Palpasi, adakahnyueri tekan, superfisial pemuluh darah, massa (-). Hepar dan lien tidak teraba.
- Sistem Perkemihan
Subyektif, kencing sedikit lain dari biasanya
Inspeksi, testis positif pada jenis kelamin laki-laki, apak labio mayor menutupi labio minor, pemebsaran scrotum (-), rambut(-). BAK frekuensi, warna dan bau serta cara pengeluaran kencing spontan atau mengunakan alat. Observasi output tiap 24 jam atau sesuai ketentuan.
Palpasi, adakah pemebsaran scrotum,infeksi testis atau femosis.
- Sistem Muskuloskletal
Subyektif, lemah
Inspeksi, klien tampak lemah, aktivitas menurun
Palpasi, hipotoni, kulit kering , elastisitas menurun. Kemudian dilanjutkan dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan , kekuatan otot.
J. Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium (Lab IKA FKUI, 1988)
- Faeces lengkap
- Makroskopis dan mikroskopis (bakteri (+) mis. E. Coli)
- PH dan kadar gula
- Biakan dan uji resistensi
- Pemeriksaan Asam Basa
Analisa Baood Gas Darah dapat menimbulkan Asidosis metabolik dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
- Pemeriksaan kadar ureum kreatinin
Untuk mengetahui faali ginjal
- Serum elektrolit (Na, K, Ca dan Fosfor)
Pada diare dapat terjadi hiponatremia, hipokalsemia yang memungkinkan terjadi penuruna kesadaran dan kejang.
- Pemeriksaan intubasi duedenum
Terutama untuk diare kronik dapat dideteksi jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif.
- Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi diperlukan kalau ada penyulit atau penyakit penyerta seperti bronchopnemonia dll seperti foto thorax AP/PA Lateral.
K. Penatalaksanaan (Lab IKA FKUI, 1988 dan FKUA, 1984)
Rehidrasi
Jenis cairan
cara rehidrasi oral :
Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa) seperti oralit,pedyalit setiap kali diare.
Formula sederhana (NaCl dan Sukrosa/KH lain) seperti LGG, tajin
cairan parenteral :
usia 0-2 hari dengan BB < 2500 D5%, BB > 2500 (aterm) D10%.
Usia 2 hari-3 bulan d100,18 NS
Usia 3 bulan- 3 tahun D51/4 NS
Usia > 3 tahun D51/2NS
HSD (Half Strength Darrow) D1/2 2,5 NS cairan khusus untuk diare > usia 3 bulan.
Jalan pemberian
Oral (dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi, anak mau minum serta kesadaran baik)
Intragastrik (dehidrasi ringan, sedang, tanpa dehidrasi, anak tidak mau makan dan kesadaran menurun).
IV line bila dehidrasi berat
Jumlah cairan
Jumlah cairan yang diberikan tergantung pada :
Defisit (derajat dehidrasi)
Kehilangan sesaat (concurent loss)
Rumatan (maintenance)
Jadual/kecepatan
Jadual atau kecepatan pemeberian cairan tergantung pada tingkat dehidrasi dan umur. Untuk defisit diberikan 3 jampertama dan dilanjutkan maintenance.
2. Obat-obatan
- Obat anti sekresi
Asetosal, 25 mg/hr dengan dosisminimal 30 mg
Klorpromasin, 0,5-1 mg/ kg BB/hr
- Obat antispasmotilitik
Papaverin, opium. loperamid
- Antibiotik
Penyebab jelas
Ada penyakit penyerta
3. Dietetik
- Anak < 1 tahun atau > 1 tahun denga BB < 7 kg
Susu ASI/ susu formula dengan laktosa rendah
Makanan setengah padat (bubur susu), makana padat
- Umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg
Makanan padat/ maknan cair/susu
c. Dalam keadaan malabsorbsi berat serta allergi protein susu sapi dapat diberikan elemental/semi elemental formula.
4. Supportif
a. Vitamin A 200.000 iu IM usia < 1 tahun
b. Vitamin A 100.000 iu IM usia 1-5 tahun
c. Vitamin A 5000 iu usia > 5 tahun
d. Vitamin A 2.500 iu po usia < 1 tahun
e. Vitamin A 5.000 iu po usia > 1 tahun
f. Vitamin B kompleks, vit C
Rencana Asuhan Keperawatan
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder terhadap diare.
Tujuan : Keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dipertahankan secara optimal.
Kriteria :
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tanda-tanda dehidrasi (-), turgor kulit elastis, membran mukosa basah, haluaran urine terkontrol, mata tidak cowong dan ubun-ubun besar tidak cekung.
- Konsistensi BAB liat/lembek dan frekuensi 1 kali dalam sehari
- Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit BJ urine 1,008-1,010; BUN dalam batas normal.
- BGA dalam batas normal
Intervensi :
- Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan (dehidrasi)
R/ Penurunan volume cairan bersirkulasi menyebabkan kekeringan jaringan dan pemekatan urine. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit.
- Pantau intake dan out put
R/ Haluaran dapat melebihi masukan, yang sebelumnya tidak mencukupi untuk mengkompensasi kehilangan cairan. Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat haluaran tak adeguat untuk membersihkan sesa metabolisme.
- Timbang BB setiap hari.
R/ Penimbangan BB harian yang tepat dapat mendeteksi kehilangan cairan.
- Penatalaksanaan rehidrasi :
- Anjurkan keluarga bersama klien untuk meinum yang banyak (LGG, oralit atau pedyalit 10 cc/kg BB/mencret.
R/ Kandungan Na, K dan glukosa dalam LGG, oralit dan pedyalit mengandung elektrolit sebagai ganti cairan yang hilang secara peroral. Bula menyebarkan gelombang udara dan mengurangi distensi.
- Pemberian cairan parenteral (IV line) sesuai dengan umur dan penyulit (penyakit penyerta).
R/ Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang intakenya atau dehidrasi berat perlu pemeberian cairan cepat melalui IV line sebai pengganti cairan yang telah hilang.
- Kolaborasi :
- Pemeriksaan serum elektrolit (Na, K dan Ca serta BUN)
R/ Serum elektrolit sebagai koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit. BUN untuk mengetahui faali ginjal (kompensasi).
- Obat-obatan (antisekresi, antispasmolitik dan antibiotik)
R/ Antisekresi berfungsi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit untuk keseimbangannya. Antispasmolitik berfungsi untuk proses absrobsi normal. Antibiotik sebagai antibakteri berspektrum luas untuk menghambat endoktoksin.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan diare
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria :
- Nafsu makan baik
- BB ideal sesuai dengan umur dan kondisi tubuh
- Hasil pemeriksaan laborat protein dalam batas normal (3-5 mg/dalam)
Intervensi :
- Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan yang berserat tinggi, berlemak dan air panas atau dingin)
- R/ Makanan ini dapat merangsang atau mengiritasi saluran usus.
- Timbang BB setiap hari
- R/ Perubahan berat badan yang menurun menggambarkan peningkatan kebutuhan kalori, protein dan vitamin.
- Ciptakan lingkungan yang menyenagkan selama waktu makan dan bantu sesuai dengan kebutuhan.
- R/ Nafsu makan dapat dirangsang pada situasi releks dan menyenangkan.
- Diskusikan dan jelaskan tentang pentingnya makanan yang sesuai dengan kesehatan dan peningkatan daya tahan tubuh.
- R/ Makanan sebagai bahan yang dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme dan katabolisme serta peningkatan daya tahan tubuh terutama dalam keadaan sakit. Penjelasan yang diterima dapat membuka jalan pikiran untuk mencoba dan melaksanakan apa yang diketahuinya.
- Kolaborasi :
- Dietetik
anak , 1 tahun/> 1 tahun dengan BB < 7 kg diberi susu (ASI atau formula rendah laktosa), makan setengah padat/makanan padat.
R/ Pada diare dengan usus yang terinfeksi enzim laktose inaktif sehingga intoleransi laktose.
Umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg diberi makan susu/cair dan padat
R/ Makanan cukup gizi dan disesuaikan dengan kondisi kesehatan.
- Rehidrasi parenteral (IV line)
R/ Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang intakenya atau dehidrasi berat perlu pemeberian cairan cepat melalui IV line sebai pengganti cairan yang telah hilang.
- Supporatif (pemberian vitamin A)
R/ Vitamin merupakan bagian dari kandungan zat gizi yang diperlukan tubuh terutama pada bayi untuk proses pertumbuhan.
III. Risiko injuri kulit (area perianal) berhubungan dengan peningkatan frekuensi diare
Tujuan : Injuri kulit tidak terjadi
Kriteria :
- Integritas kulit utuh
- Iritasi tidak terjadi
- Kulittidak hiperemia,atau iscemia
- Kebersihan peranal terjaga dan tetap bersih
- Keluarga dapat mendemonstrasikan dan melakasnakan perawatan perianal dengan baik dan benar
Intervensi :
- Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga kebersihan di tempat tidur .
R/ Kebersihan mencegah aktivitas kuman. Informasi yang adeguat melalui metode diskusi dapat memberikan gambaran tentang pentingnya kebersihan dan keadaran partisipasi dalam peningkatan kesehatan.
- Libatkan dan demonstrasikan cara perawatan perianal bila basah akibat diare atau kencing dengan mengeringkannya dan mengganti pakaian bawah. serta alasnya.
R/ Kooperatif dan partisipati sangat penting untuk peningkatan dan pencegahan untuk mencegah terjadinya disintegrasi kulit yang tidak diharapkan.
- Menganjurkan keluarga untuk mengganti pakaian bawah yang basah.
R/ Kelembaban dan keasaman faeces merupakan faktor pencetus timbulnya iritasi. Untuk itu pengertian akan mendorong keluarga untuk mengatasi masalah tersebut.
- Lindungi area perianal dari irtasi dengan pemeberian lotion.
R/ Sering BAB dengan peningkatan keasaman dapat dikurangi dengan menjaga kebersihan dan pemberian lotion dari iritasi.
- Atur posisi klien selang 2-3 jam.
R/ Posisi yang bergantian berpengaruh pada proses vaskularisasi lancar dan mengurangi penekanan yang lama, sehingga mencegah ischemia dan iritasi.
PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 10 Desember 2009 Jam masuk : 11.25 WIB
Ruang : IRD No. Reg Med : 628526
Pengkajian : 10 Desember 2009
A. Identitas
Nama Pasien : An. M Nama P.Jawab : Tn. S
Umur : 3 tahun Hubungan : Orang Tua
Jenis Kelamin : laki-laki Umur : 35 tahun
Suku/Bangsa :Jawa/Indonesi Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Dagang
Alamat : Kedung Tarukan Wetan Surabaya
B. Riwayat
- Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang ke rumah sakit dengan diantar keluarga setelah sebelumnya mengalami mencret selama 2 hari (mulai 09 desember 2009) dengan jumlah feses + ½ gelas tiap kali mencret dan frekuensi 4 – 5 kali tiap hari. Feses tidak disertai lendir/darah. Demam terjadi sejak 3 hari sebelum demam dan naik turun. Klien sudah dibawa ke Dokter tapi tidak sembuh.
- Riwayat Penyakit Dahulu
Kilen tidak pernah menggalami kejang sebelumnya, klien tidak pernah mengalami batuk pilek akhir-akhir ini. Pernah batuk pilek usia 2 bulan dan usia 2 tahun.
- Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit jantung, penyakit pernafasan kronis atau mengalami diare seperti klien saat ini
- Riwayat Tumbuh Kembang
Klien telah bisa tengkurap usia 4 bulan, merangkak 6 bulan, berjalan 1 3 bulan
Klien mampu menyebut satu kata umur 10 bulan
- Pengkajian Sistem
- Sistem Integumen
Subyektif : -
Obyektif : kulit pucat, turgor intaks (elastis), suhu tubuh 38,8OC, BB 13,3 kg (BB sebelumnya tidak diketahui), kemerahan pada kulit bokong, popok basah
- Sistem Pulmonal
Subyektif : Ibu mengatakan anak tidak pernah sesak nafas atau badan kebiruan
Obyektif : Pernafasan cuping hidung (-), RR 24 X/menit, pola nafas eupnea, sputum banyak keluar dari mulut, penggunaan otot bantu pernafasan (-), suara paru vesikuler daerah basal dan medial, Ronchii/weezing/friction rub tidak terdengar.
- Sistem Cardiovaskuler
Subyektif : Ibu mengatakan anak tidak pernah mengalami sesak nafas atau badan kebiruan
Obyektif : Denyut nadi 124 X/menit, TD tidak terkaji, Ictus tidak menonjol posisi mid sternum, Suara jantung S1S2 tanda ada murmur atau galop;
- Sistem Integumen
- Sistem Neurosensori
Subyektif : Ibu mengatakan anak tidak pernah kejang atau mengalami kelemahan pada tangan atau kaki.
Obyektif : GCS menurun (V 2 M 1 E 2), refleks pupil positif isokhor, reflek iris positif, Babinski 1 (-) Babinski 2 (-) refleks patella dalam batas normal, refleks palmar (+)
- Penglihatan
Konjungtiva ananemis, sclera anicteric, hifema (-), kornea jernih, refleks iris positif simetris. Mata cowong (-)
- Pendengaran
Tulang mastoid tidak meradang, nyeri pergerakan pinna (-)
- Sistem Musculoskeletal
Subyektif : -
Obyektif : tonus otot menurun, Kekuatan otot 4/4/4/4
Lesi dan deformitas tidak ditemukan. Anak dapat berdiri dan berjalan sendiri serta memegang topi dengan baik
- Sistem genitourinaria
Subyektif : -
Obyektif : b.a.k 3-4 kali sehari, Jumlah urine banyak, warna kuning muda volume tidak diketahui
- Sistem digestif
Subyektif : Anak mengatakan sakit perut saat ditekan, anak mengatakan haus, Ibu mengatakan b.a.b 5-7 kali sehari , konsistensi feses cair, mengandung ampas, darah (-) lendir (-) bau menusuk (-), Ibu mengatakan ia tidak tahu penyebab sakit, anak tidak alergi makanan, dan makanan yang diberikan sebelum sakit seperti biasanya.Saat ini anak tidak makan dan nafsu makan anak turun
Obyektif : Mulut kering, pharing tidak hiperemis, Perut supel simetris, nyeri tekan area umbilical dan hipogastrium kanan, massa/tumor tidak ditemukan, ascites tidak ditemukan, bising usus meningkat relatif, metallic sound (-) meteorismus (-)
Pemeriksaan Laboratorium :
Pemeriksaan penunjang
- Laboratorium
Tanggal 09 desember 2009
- Darah lengkap
Hb : 11,6 gr % ( 13,4-17 gr%)
Leukosit : 14,2 x 10 9 /L (4,3-10,3 x 10 9 /L)
Trombosit : 273 x 10 9 /L (150-350)
PCV : 0,34 (0,40-0,47)
GDA : 122 mg/dl (< 200 mg/dl)
- Urine lengkap :
Albumin : -
Reduksi : -
Bilirubin : -
Urobilirubin : -
Sedimen :
- erytrosit : -
- leukosit : + (0-1)
- epitel : + (0-1)
- Kristal : -
- Silinder : -
- Faeces lengkap
Makroskopis : cair, kuning, darah (+), lendir (-)
Mikroskopis :
- Amoeba : -
- Leukosit : (++) penuh
- erytrosit : (+) banyak
- Cyste : hystolitica (+)
- Telur : -
- DL (09 desember 2009) di ruangan
Hb : 12,2 gr %
Leukosit : 6.800
Diff count : -/-/1/60/27/2
Data | Etiologi | Masalah |
DS : Ibu mengatakan anak mencret 5-7 kali sehari, lendir (-) darah (-) DO : - Kulit pucat, Mulut kering - BB 13,3 kg (BB sebelumnya tidak diketahui) - Bising usus meningkat - Nyeri tekan daerah umbilikal kanan | Berbagai faktor penyebab
Diare
Keluaran cairan & elektrolit >>
Penurunan cairan intravaskular
Penurunan cairan interstitiel
Penuruanan volume cairan tubuh | Cairan dan Elektrolit |
DS : Ibu mengatakan anak mencret 5-7 kali sehari, lendir (-) darah (-) Ibu mengatakan nafsu anak turun, hari ini tidak makan DO : - Kulit pucat - BB 13,3 kg (BB sebelumnya tidak diketahui) - Bising usus meningkat | Diare
Intake zat nutrisi <<
Pemecahan cadangan zat makanan tubuh
Kelemahan
Penurunan BB | Nutrisi |
Diagnosa Keperawatan
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder terhadap diare.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan diare
RENCANA KEPERAWATAN
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder terhadap diare.
Tujuan : Keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dipertahankan secara optimal setelah 5 hari perawatan
Kriteria :
- Tanda-tanda vital dalam (Nadi <120 X/mnt, RR < 32 X/mnt, S < 37,4OC)
- Tanda-tanda dehidrasi (-), turgor kulit elastis, membran mukosa basah, haluaran urine terkontrol, mata tidak cowong dan ubun-ubun besar tidak cekung.
- Konsistensi BAB liat/lembek dan frekuensi 1 kali dalam sehari
- Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit BJ urine 1,008-1,010; BUN dalam batas normal.
- BGA dalam batas normal
Intervensi :
Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan (dehidrasi)
R/ Penurunan volume cairan bersirkulasi menyebabkan kekeringan jaringan dan pemekatan urine. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit.
Pantau intake dan out put
R/ Haluaran dapat melebihi masukan, yang sebelumnya tidak mencukupi untuk mengkompensasi kehilangan cairan. Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat haluaran tak adeguat untuk membersihkan sesa metabolisme.
Timbang BB setiap hari
.R/ Penimbangan BB harian yang tepat dapat mendeteksi kehilangan cairan.
Penatalaksanaan rehidrasi :
- Anjurkan keluarga bersama klien untuk minum yang banyak (LGG, oralit atau pedyalit 10 cc/kg BB/mencret.
R/ Kandungan Na, K dan glukosa dalam LGG, oralit dan pedyalit mengandung elektrolit sebagai ganti cairan yang hilang secara peroral. Bula menyebarkan gelombang udara dan mengurangi distensi.
- Pemberian cairan parenteral (IV line) sesuai dengan umur dan penyulit (penyakit penyerta).
R/ Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang intakenya atau dehidrasi berat perlu pemeberian cairan cepat melalui IV line sebai pengganti cairan yang telah hilang.
Kolaborasi :
- Pemeriksaan serum elektrolit(Na, K dan Ca serta BUN)
R/ Serum elektrolit sebagai koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit. BUN untuk mengetahui faali ginjal (kompensasi).
- Obat-obatan (antisekresi, antispasmolitik dan antibiotik)
R/ Antisekresi berfungsi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit untuk keseimbangannya. Antispasmolitik berfungsi untuk proses absrobsi normal. Antibiotik sebagai antibakteri berspektrum luas untuk menghambat endoktoksin.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan diare
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah 3 hari perawatan
Kriteria :
- Nafsu makan baik
- BB ideal sesuai dengan umur dan kondisi tubuh
- Hasil pemeriksaan laborat protein dalam batas normal (3-5 mg/dalam)
Intervensi :
Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan yang berserat tinggi, berlemak dan air panas atau dingin)
R/ Makanan ini dapat merangsang atau mengiritasi saluran usus.
Timbang BB setiap hari
R/ Perubahan berat badan yang menurun menggambarkan peningkatan kebutuhan kalori, protein dan vitamin.
Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama waktu makan dan bantu sesuai dengan kebutuhan.
R/ Nafsu makan dapat dirangsang pada situasi releks dan menyenangkan.
Diskusikan dan jelaskan tentang pentingnya makanan yang sesuai dengan kesehatan dan peningkatan daya tahan tubuh.
R/ Makanan sebagai bahan yang dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme dan katabolisme serta peningkatan daya tahan tubuh terutama dalam keadaan sakit. Penjelasan yang diterima dapat membuka jalan pikiran untuk mencoba dan melaksanakan apa yang diketahuinya.
Kolaborasi :
Dietetik
Umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg diberi makan susu/cair dan padat
R/ Makanan cukup gizi dan disesuaikan dengan kondisi kesehatan.
Rehidrasi parenteral (IV line)
R/ Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang intakenya atau dehidrasi berat perlu pemeberian cairan cepat melalui IV line sebagai pengganti cairan yang telah hilang.
Tanggal 10 desember 2009
Diagnosa I
Jam | IMPLEMENTASI | RESPON | EVALUASI |
11.50
12.00
12.00 12.10
12.30
12.30
12. 45 | - Melakukan pengukuran tanda vital - Mengkaji output dan input cairan hari ini - Memasang Infus - Mengambil darah untuk pemeriksaan laboratorium -Menganjurkan ibu untuk memberi anak banyak minum
-Menganjurkan ibu untuk menampung air kencing anaknya untuk memantau kebutuhan cairan dan untuk pemeriksaan -Mengukur tanda vital | TD : - RR : 28 X/mnt S : 38,5 Nadi : 120 X/mn Input : 100 cc Output : + 850 cc Infus terpasang Darah terambil untuk pemeriksaan darah lengkap, elektrolit Ibu mengatakan anaknya akan diberi banyak minum, dengan air aqua Ibu kilen mengatakan akan menampung kencing anaknya
TD : - RR : 28 X/mnt S : 38,5 Nadi : 108 X/mn | Tanggal 17/07/01; 13.00 S : Anak tidak menangis Ibu mengatakan akan menampung kencing Ibu mengatakan anaknya akan diberi banyak minum O : TD : - RR : 28 X/mnt S : 38,5 Nadi : 108 X/mn A : Masalah belum teratasi P : lanjutkan tindakan |
Diagnosa II
Jam | IMPLEMENTASI | RESPON | EVALUASI |
11.45
12.10
12.15 | -Mengkaji lebih dalam kebutuhan nutrisi dan jenis makanan sehari-hari
-Menganjurkan ibu untuk memberikan makanan pada anak sedikit tapi sering
-Menjelaskan pantangan makanan yang | Ibu mengatakan anaknya makan seperti orang tua dan sudah dua hari tidak mau makan. Kemarin anak makan satu kali sebanyak ¼ porsi biasanya Ibu mengatakan akan meccoba memberi makan lebh banyak, ibu menanyakan jenis pantangan makanan -
| Tanggal 17/07/01; 13.00 S : Anak tidak menangis Ibu mengatakan akan memberi makan anaknya sedikit-sedikit sering, akan membelikan anaknya roti Ibu mengatakan anaknya akan diberi banyak minum O : Anak terlihat lemah dan pucat A : Masalah belum teratasi P : lanjutkan tindakan |
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN DIAGNOSA MEDIS GASTROEBTRITIS
Oleh :
miftahul huda