Gemuk Joging, Lansia Jalan Cepat
Pilihan Latihan Sesuai Kondisi Fisik
OLAHRAGA jalan ataupun lari menjadi sangat populer di kalangan masyarakat. Sebab, jalan dan lari dianggap sebagai olahraga yang paling murah dan tidak memerlukan peralatan khusus. Kalau begitu, antara jalan cepat dan joging, mana yang lebih efektif untuk menjaga kebugaran? ''Bergantung usia, berat badan, dan kondisi fisik seseorang,'' kata dr Nuniek Nugraheni S. SpKFR.
Bila fokus utamanya pembakaran lemak, lanjut spesialis kedokteran fisik rehabilitasi dari RSUD dr Soetomo itu, perlu melakukan joging. Nah, kelompok orang obesitas yang ingin menurunkan berat badan disarankan joging rutin tiap hari selama 30 menit. ''Yang usianya sudah lansia disarankan menjalani olahraga low impact. Di antaranya, jalan cepat,'' jelasnya.
Ada sedikit perbedaan antara jalan cepat dan joging. Kecepatan jalan cepat lebih rendah daripada joging. Itulah alasan jalan cepat cocok untuk segala usia. Dikatakan, kecepatan sekitar 4,5 km/jam sudah cukup untuk membakar kalori tubuh.
Nuniek mengungkapkan, olahraga menjadi faktor penting agar lansia hidup sehat. Di antaranya, mengendalikan tekanan darah dan penyakit kronis yang dialami, memperbaiki kemampuan tulang, dan otot. Juga, memacu fungsi kognitifnya. ''Dengan olahraga, seseorang lebih bugar sehingga sirkulasi dan perfusi oksigen ke otak diperkuat. Juga, disuse athropy yang sering dialami lansia bisa ditekan,'' jelasnya. Disuse athropy maksudnya, otot mengecil karena jarang digunakan dalam beraktivitas.
''Ada lansia yang kerap beralasan takut jatuh atau terlalu lelah untuk olahraga. Ini alasan yang salah,'' ungkap Nuniek. Kelemahan fisik seseorang akan memengaruhi mobilitas, menghambat kegiatan waktu luang, bahkan menurunkan kualitas hidupnya. Dampaknya, penyakit berdatangan menyerang tubuh.
Begitu pula orang yang ingin menurunkan berat badan. Nuniek mengatakan, olahraga yang fokus pada otot anggota gerak bawah memacu otot jantung untuk memompa aliran darah secara efektif dan efisien. Dampaknya, kemampuan otot jantung untuk memompa aliran darah ke seluruh tubuh meningkat. Pembakaran lemak lebih efektif, bahkan hingga lemak bawah kulit. ''Diawali pemanasan, zona latihan, dan pendinginan,'' paparnya. (ai/c7/nda) by jawapos
Pilihan Latihan Sesuai Kondisi Fisik
OLAHRAGA jalan ataupun lari menjadi sangat populer di kalangan masyarakat. Sebab, jalan dan lari dianggap sebagai olahraga yang paling murah dan tidak memerlukan peralatan khusus. Kalau begitu, antara jalan cepat dan joging, mana yang lebih efektif untuk menjaga kebugaran? ''Bergantung usia, berat badan, dan kondisi fisik seseorang,'' kata dr Nuniek Nugraheni S. SpKFR.
Bila fokus utamanya pembakaran lemak, lanjut spesialis kedokteran fisik rehabilitasi dari RSUD dr Soetomo itu, perlu melakukan joging. Nah, kelompok orang obesitas yang ingin menurunkan berat badan disarankan joging rutin tiap hari selama 30 menit. ''Yang usianya sudah lansia disarankan menjalani olahraga low impact. Di antaranya, jalan cepat,'' jelasnya.
Ada sedikit perbedaan antara jalan cepat dan joging. Kecepatan jalan cepat lebih rendah daripada joging. Itulah alasan jalan cepat cocok untuk segala usia. Dikatakan, kecepatan sekitar 4,5 km/jam sudah cukup untuk membakar kalori tubuh.
Nuniek mengungkapkan, olahraga menjadi faktor penting agar lansia hidup sehat. Di antaranya, mengendalikan tekanan darah dan penyakit kronis yang dialami, memperbaiki kemampuan tulang, dan otot. Juga, memacu fungsi kognitifnya. ''Dengan olahraga, seseorang lebih bugar sehingga sirkulasi dan perfusi oksigen ke otak diperkuat. Juga, disuse athropy yang sering dialami lansia bisa ditekan,'' jelasnya. Disuse athropy maksudnya, otot mengecil karena jarang digunakan dalam beraktivitas.
''Ada lansia yang kerap beralasan takut jatuh atau terlalu lelah untuk olahraga. Ini alasan yang salah,'' ungkap Nuniek. Kelemahan fisik seseorang akan memengaruhi mobilitas, menghambat kegiatan waktu luang, bahkan menurunkan kualitas hidupnya. Dampaknya, penyakit berdatangan menyerang tubuh.
Begitu pula orang yang ingin menurunkan berat badan. Nuniek mengatakan, olahraga yang fokus pada otot anggota gerak bawah memacu otot jantung untuk memompa aliran darah secara efektif dan efisien. Dampaknya, kemampuan otot jantung untuk memompa aliran darah ke seluruh tubuh meningkat. Pembakaran lemak lebih efektif, bahkan hingga lemak bawah kulit. ''Diawali pemanasan, zona latihan, dan pendinginan,'' paparnya. (ai/c7/nda) by jawapos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar